Imanuddin Ismail, pernah menyatakan bahwa kemampuan untuk
belajar itu merupakan mu’jizat makhluk Allah. Perkataan tersebut bukanlah
berlebih-lebihan. Karena mungkin tidak bisa dibayangkan tentang apa yang akan
terjadi jika manusia tidak memiliki kemampuan untuk belajar. Sedangkan manusia
pada umumnya cenderung untuk berkembang dan maju. Untuk dapat berkembang dan
maju diperlukan proses pendidikan, apakah itu pendidikan formal, informal,
ataupun non-formal. Ketiga bentuk pendidikan tersebutlah, seseorang dapat
menentukan perkembangan-nya, baik dari segi moral (tingkah laku), ataupun dari
segi spritual ke-agamaan.
Dalam proses belajar khususnya di
rumah, agar dapat memudah-kan dalam proses pencapaiannya, maka peran pihak lain
sangat dibutuhkan karena terkadang motivasi belajar itu dapat berasal dari
faktor eksteren khususnya dari pihak orang tua atau orang-orang terdekat dari
si anak. Karena sifat motivasi bagi anak sangat relatif, terkadang muncul
secara menggebu-gebu dan kadang pula sama sekali tidak ada.
Pada diri sang anak sebenarnya terdapat kekuatan mental
yang menjadi pengerak untuk belajar. Kekuatan penggerak tersebut berasal dari
berbagai sumber. Anak belajar karena didorong oleh kekuatan mentalnya. Kekuatan
itu berupa keinginan, perhatian, kemauan atau cita-cita yang sering disebut
dengan motivasi belajar. Motivasi adalah tenaga pendorongan atau penarik yang
menyebabkan adanya tingkah laku ke arah tujuan tertentu.
Ada tidaknya motivasi pada diri anak dapat diamati dari
observasi tingkah lakunya. Apabila anak mempunyai motivasi, maka ia akan
bersungguh-sungguh, menunjukkan minat, mempunyai perhatian, dan rasa ingin tahu
yang kuat untuk ikut serta dalam kegiatan belajar; berusaha keras dan
memberikan waktu yang cukup untuk melakukan kegiatan tersebut; dan terus
bekerja sampai tugas-tugas tersebut terselesaikan.
Motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerak-kan
dan mengarahkan prilaku manusia. Motivasi memiliki tiga komponen yaitu komponen
kebutuhan, dorongan, dan tujuan. Kebutuhan terjadi bila individu merasa ada
ketidakseimbangan antara apa yang dimiliki dan yang diharapkan.
Dengan motivasi dapat mendorong timbulnya kelakuan dan
mempengaruhi, serta mengubah kelakuan atau suatu perbuatan dan se-kaligus
motivasi berfungsi sebagai pengarah yang artinya mengarah kepada pencapaian
tujuan yang diinginkan.
Berdasarkan hal tersebut, membangkitkan motivasi belajar
di rumah merupakan sesuatu hal yang penting dan perlu dipahami oleh orang tua
sebagai pihak yang paling bertanggungjawab terhadap pendidikan anak, dan
orang-orang terdekat dari si anak serta gurunya di sekolah yang kesemuanya
merupakan tenaga pendidik yang memiliki andil dalam pencapaian cita-cita si
anak.
Selanjutnya, dalam pandangan Islam tentang motivasi
belajar adalah bahwa manusia yang telah dilahirkan, telah membawa potensi yang
dapat didik dan mendidik yang harus dikembangkan.
Dalam proses belajar mengajar, motivasi memiliki andil
dalam menciptakan prestasi belajar siswa. Dengan adanya motivasi, maka akan
mampu mendorong anak agar senantiasa selalu rajin belajar, baik di se-kolah
maupun di rumah. Karena tidak dapat dipungkiri kalau selama menyandang gelar
siswa, maka kewajiban untuk belajar harus dilaksana-kan, namun dalam
melaksanakan proses belajar tersebut terkadang me-ngalami kendala karena tidak
adanya motivasi belajar.
Pada hakikatnya motivasi memiliki nilai untuk menentukan
ting-kat berhasil atau gagalnya kegiatan belajar siswa. Karena belajar tanpa
motivasi maka akan sulit untuk mencapai keberhasilan yang optimal. Dan motivasi
merupakan bagian integral dari pada prinsip-prinsip belajar dan pembelajaran.
Sebagian besar anak menganggap bahwa waktu belajar hanya
jika ia ada di sekolah mendengarkan penjelasan guru tentang materi yang
diajarkan, sedangkan di rumah tidak lagi, di rumah hanyalah waktu untuk bermain
dan bergaul dengan teman sebayanya. Keinginan untuk melihat atau membaca
kembali materi pelajaran yang diterimanya di sekolah tidak lagi diperhatikan.
Ketika orang tua melihat perilaku anaknya seperti itu,
maka orang tua perlu mengambil langkah-langkah yang dapat menimbulkan motivasi
untuk belajar bagi anak tersebut. Hanya dengan motivasilah anak dapat tergerak
hatinya untuk belajar sendiri dan atau bersama dengan teman-temannya, baik di
lingkungan sekolah maupun di lingkungan rumah dan masyarakat.
Oleh karenanya dalam skripsi ini, penulis akan mengkaji
masalah “Motivasi Belajar Anak Dalam Rumah Tangga Menurut Pendidikan Agama
Islam”.
Rumusan Masalah dan Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan
tersebut, maka rumusan masalah yang akan dikaji lebih lanjut dalam skripsi ini
adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana
cara menumbuhkan motivasi belajar anak dalam ru-mah tangga menurut pendidikan
Islam?
2. Faktor-faktor
apa yang mempengaruhi motivasi belajar anak me-nurut pendidikan Islam?
Dari rumusan masalah yang dikemukakan tersebut, maka batasan masalah yang
akan dibahas dalam skripsi ini adalah bagaimana cara me-numbuhkan motivasi
belajar anak dalam rumah tangga menurut konsep pendidikan Islam ?
0 komentar:
Posting Komentar