Membangun Pendidikan Karakter Bangsa

Pendidikan sudah tidak lagi menyangkut soal nilai tetapi juga karakter yang dibangun. Pendidikan karakter dinilai mempunyai fungsi strategis bagi kemajuan bangsa. Selama ini tidak ada sebuah dorongan yang dapat menyatukan rakyat dengan pemerintah. Diyakini dengan pendidikan karakter bangsa hal ini dapat dibangun. Kita harus mengetuk pintu semua elemen untuk berkomitmen menjalankan pendidikan karakter sebagai bagian dari jati diri bangsa. Karakter, yang melampaui dari sekadar soal baik dan buruk, sudah lama ditinggalkan.

Giliran pertama yang harus diketuk adalah instansi yang bertanggung jawab atas arah masa depan generasi muda penerus bangsa yaitu sekolah. Secara ringkas komponen utama disekolah adalah Guru dan Siswa. Guru adalah pelayan mereka untuk mengantarnya pada masa depan yang lebih baik dalam hidup dan kehidupan, dalam ketidakpastian masa depan yang mungkin sedikit dapat dipastikan. Siswa adalah manusia utuh, maka terimalah dia apa adanya. Siswa adalah individu yang utuh dengan keseluruhan sikap, prilaku, kepribadian serta latar belakang sosial budayanya. Kita tidak bergaul, berinteraksi dengan salah satu aspeknya saja tetapi dengan keseluruhannya.

Untuk membangun Generasi muda yang berkarakter tentu yang dibutuhkan pertama adalah tersdianya Guru yang berkarakter yaitu orang yang siap untuk terus menerus meninjau arah hidup dan kehidupannya serta menjadikan profesi guru sebagai suatu kesadaran akan panggilan hidup. Guru berkarakter senantiasa berusaha dan berjuang mengembangkan aneka potensi kecerdasan yang dimilikinya. Kesadaran dan kerelaan menerima kenyataan bahwa interaksi dengan siswa sebagai suatu keseluruhan akan menumbuhkan perhatian (concern), rasa peduli (caring), rasa berbagi (sharing), dan kebaikan yang tulus (kindness). Program presiden SBY sehubungan dengan pendidikan karakter bangsa sebaiknya tidak hanya di artikan sebagai perintah kepada para pejabat. Perlu kesadaran untuk melihat ini menjadi sebuah cara strategis untuk menjadikan Indonesia memiliki karakter bangsa. Fasli Jalal mengatakan, banyak sekali permasalahan yang muncul seperti ketidakadilan, ketidakjujuran, KKN yang harus dihadapi oleh para pendidik. Tidak bisa dalam waktu singkat, butuh proses yang panjang untuk itu. “Sekolah adalah tempat strategis untuk pendidikan karakter. Jadi, kita harus manfaatkan peluang itu, sambil didukung juga oleh masyarakat dan keluarga,”