Kekayaan Bupati Nganjuk Taufiqurrahman

Harta kekayaan Bupati Nganjuk Taufiqurrahman mencapai Rp15.746.397.166. Paling banyak jika dibandingkan dengan kekayaan kepala daerah lainnya di Jawa Timur. Daftar kekayaan tersebut dirilis Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Hotel Elmi, Surabaya, kemarin. 

Harta orang nomor satu di Nganjuk itu terdiri atas harta tidak bergerak Rp5.893.825.588, transportasi Rp3.340.671.000, peternakan, pertanian, dan usaha lainnya mencapai Rp4.469.302.000. Sementara harta bergerak lainnya mencapai Rp92.505.650. Harta berupa giro, tabungan, dan kas lainnya sebesar Rp1.405.042.768, sedangkan piutang Rp525.000.000.
Kekayaan tersebut dipastikan akan bertambah karena Taufiqurrahman mengaku bahwa tanah warisan orangtuanya seluas 20 hektare di Kabupaten Jombang belum dilaporkan ke KPK. Dia berjanji akan segera melaporkan kekayaan tersebut. “Sebab saya tidak ingin muncul masalah di kemudian hari,” ungkapnya. Kepala daerah terkaya kedua di Jawa Timur (Jatim) adalah Wali Kota Kediri Samsul Ashar.

Berdasarkan data yang dirilis KPK kemarin, kekayaannya mencapai Rp12.534.915.476. Harta tidak bergerak Rp6.696.678.000, transportasi Rp580.000.000. Peternakan, pertanian, dan usaha lainnya sebesar Rp4.300.000.000, serta harta bergerak lainnya Rp200.000.000. Sementara harta berupa giro tabungan dan kas lain mencapai Rp758.237.476. “Total harta yang dimiliki Rp12.534.915.476. Saya jadi dokter sejak 1988. Istri saya pedagang garmen, sampai sekarang jalan,” kata Samsul Ashar.

Kekayaan Samsul juga dipastikan bakal bertambah karena masih ada sejumlah aset tak bergerak lainnya yang belum dilaporkan ke KPK, antara lain Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Surya Mitra Husada, studio radio Dahlia Suara Serasi, dan apotek di kliniknya. Untuk sekolah tinggi, dia memiliki saham 50%, sedangkan radio dan apotek menjadi miliknya penuh. Nilai nominal dari studio radio belum bisa disebutkan lantaran belum dihitung.

Terlebih lagi, dia belum mengetahui nilai jual dan obyek pajak (NJOP) lahannya.

 
Sedangkan nilai apotek ditaksir sekitar Rp500 juta, dihitung dari stok obat yang ada. Kekayaan dua kepala daerah tingkat kabupaten dan kota ini mengalahkan kekayaan Gubernur Jatim Soekarwo dan Wagub Jatim Syaifullah Yusuf. Berdasarkan data yang dirilis KPK, kekayaan orang nomor satu di Jatim tersebut Rp8.934.952.00. Harta tidak bergerak Rp4.383.362.00, transportasi Rp780.100.000, serta harta bergerak lainnya Rp310.000.000.
Selain itu, giro, tabungan, dan kas lainnya Rp3.461.490.000. ”Kekayaan ini tidak akan bertambah. Semua sudah dilaporkan,” kata Soekarwo seusai membacakan kekayaannya. Sementara, Gus Ipul, sapaan akrab Saifullah Yusuf, kekayaannya mencapai Rp6.203.269.917. Harta tidak bergerak Rp3.586.697.000, transportasi Rp835.000.000, harta bergerak lainnya Rp67.000.000, giro tabungan dan kas lainnya Rp2.403.603.343.

”Wagub juga punya utang. Doakan lunas, ya,” kata Gus Ipul di hadapan wartawan. Nilai utangnya mencapai Rp688.993.426. Nilai kekayaan setelah dipotong utang menjadi Rp6.203.269.917. Pundi-pundi kekayaan keponakan Gus Dur ini juga akan bertambah. Ini lantaran pesangon yang diterima pascalengser dari posisi sebagai Komisaris Bank Rakyat Indonesia (BRI) belum dilaporkan. Nilai pesangon berkisar 20% dari total kekayaan yang dimiliki Gus Ipul. Kendati demikian, kekayaan Gus Ipul masih sedikit di bawah kekayaan Bupati Jombang Suyanto.

Karena Suyanto kemarin tidak datang, daftar kekayaannya dibacakan Wakil Ketua KPK Mochammad Jasin. Menurut Jasin, kekayaan Suyanto mencapai Rp6.959.661.731. Wakil Ketua KPK Moch. Jasin menyatakan laporan kekayaan pejabat di Jatim ini sesuai Pasal 5 Undang-Undang (UU) Nomor 28/ 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme. ”Setiap penyelenggaraan negara (PN) berkewajiban melaporkan dan mengumumkan kekayaannya sebelum dan setelah menjabat.” sumber kpk.go.id